Kamis, 29 September 2011

KEPEMIMPINAN JENDERAL POLISI ANTON SOEDJARWO



P
ak Anton Soedjarwo adalah seorang bapak yang berwibawa dan penuh cinta kasih serta sangat memperhatikan kesejahteraan, seorang guru yang sangat sederhana, kata – katanya sangat mudah dicerna dan dilaksanakan, yang patut digugu ( ditiru ). Sebagai Komandan, Pak Anton selalu tegas dalam berkata dan bertindak dengan antusiasme yang tinggi, bertanggung jawab dan berwibawa sehingga disegani oleh kawan dan lawannya. Sebagai senior beliau sangat akrab, hangat serta terbuka, profil yang patut diteladani, serta terkadang tak ketinggalan humornya.
Kepribadian beliau nampak dalam Kebijakan Pembinaan yang meliputi antara lain :
a.         Membangun jiwa korsa yang kokoh kuat melalui kebersamaan dan keterpaduan, saling asah, saling asih, saling asuh. Kebersamaannya sangat menonjol, antara lain kebijakan “ wajib menyumbang Rp. 500,- “ bagi setiap anggota, untuk diberikan kepada keluarga yang mengalami musibah ( meninggal ).
b.         Jangan berhenti belajar dan berlatih, lebih baik bermandi keringat dalam latihan, daripada bermandi darah dalam bertugas. Maka pada setiap berbagai pendidikan Lembaga Polri dan kesatriaan Polda, terbentanglah tulisan – tulisan antara lain : “ Tiada Hari Tanpa Latihan “,  “ Kalau ragu – ragu Mundur “ disinilah akar Profesionalisme.
c.          Menjunjung tinggi  kebenaran dan kejujuran. Disini terlihat akar supremasinya hukum yang harus dipatuhi oleh setiap orang. Setiap anggota yang salah atau siapapun yang bersalah harus diambil tindakan yang tegas sesuai hukum dan pengaturan yang berlaku. Sebaliknya yang berhasil dalam tugas pasti mendapatkan penghargaan. Pak Anton benar – benar melaksanakan prinsip “ Rewards and Punishment “ dan menjunjung tinggi kebenaran.
d.         Dalam melaksanakan pembinaan, tidak boleh hanya berdasarkan teori dan bekerja dari belakang meja, harus turun ke lapangan sehingga tahu persis keadaan medan ( Lapangan tugas ) dan kenyataan – kenyataan yang dialami oleh setiap anggota. Maka Pak Anton telah melaksanakan prinsip pembinaan dengan “ Face to Face Leadership “. Hal ini pula diterapkan di masyarakat.
e.         Dalam pembinaan Administrasi, Pak Anton menekankan “ data akurat “ sebab dari sana akan didapat hasil analisa yang akurat pula. Maka arti “ Ruang Data “ atau “ Puskodalops “ waktu itu sangat penting dan menonjol, sekaligus sebagai ruang rapat. Sangat terkenal waktu itu kebijakan “ Rekonfu “ ( Rencana, Konsolidasi, dan Refungsionalilsasi ). Disini pembinaan didinamisir  dalam intragrated data processing and analisys untuk membuat perkiraan intelijen ( Kirintel ), perkiraan keadaan ( Kirka ), dan perkiraan cepat ( Kirpat ) yang sesungguhnya juga berfungsi sebagai “ Crisis Center “ pada waktu itu semua Komandan bersemangat membangun ruang data sampai dengan tingkat Polsek / Polsekta. Setiap langkah pembinaan bahkan operasional sungguh telah menggetarkan setiap anggota.
f.          Dalam Pembinaan Tradisi dan Sejarah, Pak Anton sangat menghargai keberhasilan – keberhasilan anggota – anggotanya dan pendahulu – pendahulunya  serta sangat konsisten. Langkah tersebut tercermin dengan dibangunnya “ Tugu – tugu Perjuangan Polri “ untuk memperingati operasi – operasi Kamdagri, termasuk operasi tempur, seperti misalnya operasi Trikora, operasi Dwikora dan operasi Kamtibmas.  Kapal kayu yang mendarat pertama di Irian Jaya ditempatkan di gedung utama dimana beliau berkantor dan tetap dirawat dengan baik ( Kelapa Dua ).
g.       Dalam pembinaan maupun operasional, perencanaan sangatlah penting dan harus terintegrasi dari berbagai sumber dan kepentingan tugas.   
h.      Dalam pelaksanaan pengawasan, Pak Anton menerapkan pelaksanaan berjenjang dan pengawasan melekat. Tetapi, peran Komandan atau setiap pimpinan pada eselon Organisasi wajib turun langsung utnuk memberikan koreksi dan pengarahan – pengarahan pelaksanaan tugas. Disamping itu beliau juga terkenal dengan “ SIDAK “ atau “ inspeksi mendadak “ sehingga pimpinan – pimpinan Komando harus selalu agar terhindar dari masalah – masalah yang tidak perlu, selain itu ada kesungguhan kerja yang direncanakan.